Sabtu, 17 Januari 2015

Malam ini gue ga bisa tidur. Entah kenapa, tidak seperti malam-malam biasanya, jam 12 malam pasti uda molor. Berhubung gue ga bisa tidur, jadi gue putuskan untuk menulis sesuatu.

Entah ide darimana, tiba-tiba muncul dalam benak gue, (entah kenapa gue jadi berasa sok jakarte begini, ya..) Udahlah, balik ke gayaku yang medok Solo. :D

Hidup cuma sekali, apa yang ingin Anda lakukan?

Berasa banget waktu itu berjalan sangat cepat, tau-tau sudah tahun 2015, padahal masih banyak hal yang di 2014 belum dilakuin sudah ganti tahun lagi, dan lagi-lagi masih dengan impian yang sama, dari tahun 2013, sampai sekarang aku pengen kurus dan tidak pernah kesampaian. :( Kalau kata orang, "orang yang bahagia itu susah kurusnya" (pembelaan sih...). Stop, kita gak akan membahas ini!!

Sangking cepatnya waktu, kadang aku merasa kok aku hari ini belum ngapa-ngapain, belum sempet bikin revisi skripsi, belum sempet ngerjain project yang tertunda setahun (ngapain aja gue selama ini...-___-), eh tau-tau sudah ganti hari.

Atau begini, rasanya baru aja gue lulus SD, seneng-seneng masuk SMP, ngecengin kakak kelas yang ganteng, eh tau-tau gue sekarang habis ujian skripsi, mau wisuda untuk yang kedua kalinya, tak ama lagi menikah, punya anak, nyekolahin anak, nikahin anak (maksudnya menikahkan anak), punya cucu, trus tau-tau sudah pulang ke rumah Bapa.

Apa yang mau gue lakukan selama hidup ini? Apakah cuma itu saja?

Gue pengen banget jadi dosen, entah kenapa menurut gue dosen itu keren. Tapi gue ga mau jadi dosen yang abal-abal, yang cuma sekedar masuk ke kelas tapi ga ngajarin apa-apa buat mahasiswanya, jadi dosen yang dicintai mahasiswanya dan dirindukan mata kuliahnya. Hahahahaha. Tapi sayangnya, dosen harus minimal sekolah S2, dan rasanya duit sudah habis buat bayarin biaya pendidikan di Indonesia yang mahal. Jadi yah, sepertinya keinginan ini harus dipendam.

Gue pengen berbuat sesuatu buat bangsa ini, gue pengen banget jadi walikota Solo, keren lo kalo walikota Solo itu orang cina, kayanya belum pernah sih. Pernah ga ya? Kalo pernah, gue ga tau, karena selama ini sejarah di sekolah ga pernah nyeritain tentang pergantian walikota-walikota di Solo. Tapi, gue awam banget tentang politik, sekedar taulah dan tidak pernah tau bagaimana sebenarnya politik yang di dalamnya, jadi ya apakah bisa? Eh, jangan salah, Jokowi kan juga bukan dari orang politik. Hmmmmmmmmm.... Bisa jadi....bisa jadi.... (gaya macam Eat Bulaga)

Tapi, yang terjadi adalah, gue sekolah teologi dan teknik informatika, dua kuliah yang sama sekali gak nyambung. Mungkinkah di masa depan gue bisa bikin jurusan ilmu Teologi Informatika?

Entahlah, sampai detik ini, sebenarnya banyak sekali cita-cita gue. 
Eh, tiba-tiba, gue jadi ngantuk. Okelah, good night everybody. God bless u all.

Posted on 12.20 by Florencia

No comments

Kamis, 15 Januari 2015

Bukan karena kuat dan gagahku, tetapi karena Tuhan yang ada di dalam dirikulah yang membuatku mampu melakukan hal-hal yang tampaknya mustahil.

Berawal dari libur natal dan dengan kesibukannya di Gereja, pergantian tahun ke 2015, aku merenung, sudah 3 semester aku mengerjakan skripsi, sudah ganti tahun pula, entah kenapa selalu saja ada kendala yang terjadi. Mulai dari materi susah dimengerti, salah metode pengambilan data (query) sehingga harus mengulang pengujian dari awal yang membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mengambil data, dosen yang sibuk dan susah ditemui, rasanya aku ingin menyerah saja. Sudahlah, aku tak tahu apa yang mau kukerjakan dengan skripsiku ini.

Tapi, aku bertekad, Tuhan aku pengen pendadaran Januari lah, aku sudah lelah dengan skripsi ini. Nah, sehari sebelum dosen mulai masuk (4 Januari 2015), sekretariat Fakultas mengeluarkan pengumuman bahwa pendaftaran ujian pendadaran paling lambat tanggal 7. WHAT?????? Aku pasrahlah, orang tua sudah mengomel, kapan lulus? Orang-orang sudah bertanya kapan lulus? Kok ga lulus-lulus? Seakan-akan semua orang menatap saya dengan pertanyaan: Jane skripsine digarap ora to? (Padahal kuliah baru 4.5 tahun, yahhh yang belum lulus kan masih banyak, ini pembelaan diri sih)

Ceritanya begini:

Hari Minggu, 4 Januari 2015, 
aku menyerahkan skripsiku ke dalam tangan Tuhan, aku sudah capek berusaha dengan kemampuanku sendiri, biarlah Tuhan saja yang menuntun dan memberikan hikmat. Hari itu aku bertekad pokoknya besok mau konsultasi, nyerahin grafik dan data, karena aku masih bingung menganalisis dataku itu.

Senin, 5 Januari 2015, 
aku berangkat naik kereta 07.50 ke Jogja, aku sudah berusaha bangun pagi supaya bisa ketemu dosenku dan konsultasi. Namun di dalam perjalanan menuju ke Jogja, entah kenapa kereta ku ini berhenti lama sekali di salah satu stasiun, hampir satu jam. Alhasil, aku telat sampai Jogja, kira-kira jam 10 kurang, dan tentu saja dosenku sudah sibuk dengan kegiatannya. Aku cuma berpikir, yasudahlah kalo hari ini ga bisa ya besok, batas pendaftaran kan masih tanggal 7. 

Selasa, 6 Januari 2015
Aku bangun pagi, lalu ke kampus dan konsultasi, berikut adalah hasil konsultasiku dengan Pak Dosen
S= saya, D=dosen pembimbing
S: Pak, ini grafik dan datanya dari penelitian terakhir
D: Wes, kamu cerita aja, gimana menurutmu, gimana kesimpulan yang kamu dapat
S: (bengong) Jadi ya menurut saya begini pak, bla, bla, bla, bla, bla, bla
D: Yaudah, sini kertasmu pendaftaran tak tandatangani, gek daftar.
S: (bengong) Daftar pak? Tapi bab 4-5 saya kan belum buat?
D: Digarap sebisanya, pokoknya kamu ngumpulin syarat2 buat daftar, habis itu kita diskusikan lagi.

HAH??????DISURUH DAFTAR????OHHH MEN, aku langsung lari ke lab dan ambil kertas pendaftaran, minta tanda tangan pak dosen, langsung ke Galeria Mall cari baju putih buat foto (ujung-ujungnya ga nemu sih, malah jalan-jalan), trus ke studio foto, nyiapin semuanya, trus jemput Ian di stasiun jam 8 malem dan tentu saja semalaman mengarang indah bab 4-5.

Rabu, 7 Januari 2015 (Batas terakhir pendaftaran)
Well, sekali lagi bukan karena kuat dan gagah saya, tetapi karena Tuhan, saya bisa menyelesaikannya dalam waktu satu malam, siang hari jam 2 sebelum sekretariat tutup saya mengumpulkan semua berkas, meskipun ada beberapa syarat yang masih kurang, ternyata masih bisa disusulkan, puji Tuhan.

Akhirnya jadwal pendadaran pun keluar dan aku mendapat giliran maju tnggal 15 Januari 2015, jam 8 pagi. Oh mennn, dosen pengujinya killer (kata orang-orang sih), pengalaman dulu ketika seminar kolokium emang agak killer.

Singkat cerita, sehari sebelum hari H, papi mami, adik-adik, koko Abiya (pacar ni, eciyeee) , dan Om Henky (pendetaku GPIA Keluarga Kristus Solo) ngasih aku semangat dan mendoakan aku, akhirnya jam 9 malam, powerpointku baru selesai, malamnya aku sama sekali ga bisa tidur, meskipun sempat tertidur, ebuset mimpinya juga pendadaran.  -___-

Kamis, 15 Januari 2015, 07.00
Hujan sangat deras. Pagi-pagi aku sudah siap, sudah cantik, wangi, sempet minum kopi dan susu, berangkatlah aku ke kampus diantar koko Abiya. Sesampainya di kampus, aku menyiapkan segala sesuatu, dan katanya koko Abiya sih, mukaku keliatan tegang dan tertekan. Jam 07.55, dosen penguji yang katanya killer itu sudah datang dan masuk ke ruang ujian, tetapi hingga jam 8.10 dosen pembimbing dan dosen penguji yang lain tak kunjung datang. Jadi akhirnya aku memberanikan diri untuk masuk dan mengajak ngobrol dosenku itu. Singkat cerita kami ngobrol, beliau juga bertanya tentang skripsiku, cerita-cerita, dan akhirnya jam 8.30 semua dosen hadir dan mulailah ujian pendadaran.

Tuhan itu sangat baik, dia memberikan aku kekuatan dan kepercayaan diri yang ekstra ketika ujian, bahkan dosen yang katanya killer itupun sama sekali tidak killer menurutku. Kata beberapa teman yang ngintip ketika aku ujian, mereka berkomentar: Rency ki ora ujian pendadaran, tapi ngobrol karo ngopi.

Memang bener sih, karena yang aku rasakan di dalam ruang ujian itu aku berdiskusi dengan dosen-dosen yang lain, malah kadang pakai bercanda dan ketawa-tawa. Akhirnya dosen ketua sidang berkata: Sekian mbak Rency, saya sudah tidak ada pertanyaan, dosen yang lain juga tidak, silakan Anda menunggu di luar.

Saat itu saya melirik jam tangan saya, ternyata ujianku ga sampai 1 jam, ya sekitar 50 menitlah. Aku keluar dengan cengengas-cengenges (artinya apa ya, pokoknya raut muka bahagia, tertawa, gitulah), dan tentu saja masih disambut dengan hujan deras, sehingga ada beberapa teman yang ijin tidak bisa hadir menemani tepat waktu, jadi aku cuma disambut Tiara, Mas Yoshi dan koko Abiya. 

Hanya menunggu kira-kira 5 menit, aku sudah dipanggil masuk kembali.
Langsung saja, ketua dosen ujian berkata, "Mbak Rency, kami bertiga sudah berdiskusi, kami nyatakan Anda lulus, dengan nilai A."


Puji Tuhan, Tuhan membuat segala sesuatunya menjadi indah, dan dari sinilah aku merasakan bahwa Tuhan sangat luar biasa bekerja dalam hidupku, ketika aku mau belajar taat dengan perintah Tuhan, mengandalkan Tuhan. Apa yang tidak mungkin, Tuhan buat menjadi mungkin. Ketaatan mendatangkan berkat, ketidaktaatan mendatangkan derita (Ini kata pendeta yang khotbah di GKI Ngupasan, Minggu, 11 Januari 2015).

Well, jika Tuhan menolongku, aku percaya Tuhan pasti akan menolongmu.
Terimakasih untuk setiap dukungan doa dan semangat dari orang-orang terdekat. 
Big thanks for my Jesus Christ.
Tetap semangat untuk teman-teman yang masih mengerjakan skripsi. God bless u....:)

Posted on 12.01 by Florencia

1 comment

Jumat, 28 Maret 2014

Bukan hanya konveksi, advertising, yang kebanjiran orderan kaos, brosur, baliho, spanduk dalam kampanye pemilu tahun 2014 kali ini. Tetapi, juga paranormal dan dukun juga kecipratan rejeki.

Banyak foto-foto caleg yang terpasang di pinggir jalan, bahkan terkesan tidak 'rapi', entah bagaimana seharusnya panwaslu menertibkan spanduk-spanduk tersebut agar kota tetap terlihat rapi. Mungkin, kampanye tidak perlu lagi menggunakan spanduk, tetapi melalui televisi lokal atau terjun langsung ke masyarakat, namun tentu saja hal seperti ini memakan biaya yang lebih banyak daripada kita memasang spanduk dengan harga per meter rata-rata 12.500. Saya di sini bukan menentang caleg, karena ibu saya 5 tahun yang lalu juga pernah mencalonkan menjadi anggota legislatif. Namun, saya di sini hanya memaparkan komentar saya.

Entah kenapa, saya tergelitik untuk menulis dan mengangkat topik ini. Melihat fenomena politik yang ada saat ini, saya melihat bahwa banyak sekali caleg yang pertamanya tidak pernah terlihat tiba-tiba mencalonkan menjadi calon anggota dewan baik kota hingga DPR-RI, ada juga yang sudah pernah menjadi anggota legislatif dan mencalonkan lagi. Saya tidak tahu apa yang menjadi dasar mereka masing-masing dalam mencalonkan diri, entah motivasi uang atau benar-benar ingin menjadi wakil rakyat.

Wakil rakyat, sesuai dengan namanya seharusnya mereka benar-benar menjadi seorang wakil rakyat, yang bener-bener memperjuangkan hak-hak rakyat, yang berada di pihak rakyat. Tetapi, jika dalam pemilihannya terjadi banyak kecurangan, apakah mereka masih bisa dipercaya seba
gai wakil rakyat? Kecurangan dalam pemilu dan 'sogokan' ketika kampanye adalah hal biasa yang sudah sering dilakukan di Indonesia. Namun, saat ini, banyak sekali calon anggota legislatif yang berbondong-bondong pergi ke dukun untuk bisa memperoleh kursi dewan.

Fenomena ini sedang marak terjadi, mereka bisa menghabiskan uang miliaran rupiah hanya untuk membayar dukun, mendapatkan benda-benda klenik dan supranatural, serta menjalani serangkaian ritual yang harus dilakukan. Jika seorang calon wakil rakyat melakukan hal ini, apakah mereka layak disebut calon wakil rakyat???

Tentu saja, hal utama mereka bukan lagi untuk menjadi seorang wakil rakyat, tetapi hanya untuk mencari popularitas dan harta. Hasilnya, bisa jadi mereka korupsi lebih besar daripada para anggota legislatif yang lain. Logika saja, mereka menghabiskan uang miliaran rupiah, tentu saja mereka ga mau dong uang mereka miliaran rupiah itu hilang begitu saja tanpa balik modal dan mendapatkan untung.

Mari kita berpikir rasional, seseorang caleg pergi ke dukun agar bisa mendapatkan kursi dewan. Kenapa para dukun tidak berlomba-lomba jadi anggota dewan kalau mereka bisa membuat orang lain menduduki anggota dewan? Faktanya beberapa dukun terkenal yang mecalonkan baik menjadi anggota legislatif atapun menjadi kepala daerah, tetapi nyatanya mereka tidak berhasil kok.

Yang konyol lagi, ada dukun yang berkoar-koar soal harga. Untuk caleg kota atau kabupaten tarifnya 100 juta, caleg provinsi 200 juta, caleg DPR 300 juta, Walikota atau Bupati 2 milyar, gubernur 2 milyar, untuk menjadi presiden 1 triliun. Menurut Ki Joko Bodo, dukun yang seperti ini adalah dukun yang hanya kampanye saja supaya menarik pasien. 

Nah, ketika saya menonton ILK (Indonesia Lawak Klub) saya tertarik dengan cerita Ki Joko Bodo yang mengatakan bahwa memang banyak pasien beliau dari Partai A, B, dan C yang menginginkan kedudukan. Beliau berkata bahwa seperti yang tertulis di dalam Al-Quran bahwa ketika kita berpikir positif tentang seseorang, maka orang tersebut akan menjadi positif, begitu juga sebaliknya. Ketika seseorang diberi jimat, atau benda apapun itu, itu tergantung dari pribadi masing-masing orang yang menganggap benda ini memiliki energi positif atau negatif. Kesimpulannya, menurut Ki Joko Bodo bahwa ilmu supranatural adalah ilmu pengetahuan yang dapat dijelaskan secara ilmiah.

Bagaimana dari pandangan saya?


Menurut saya, untuk menjadi anggota dewan itu bukanlah hal yang mudah. Karena memikul tanggung jawab yang besar, sebab mereka adalah wakil rakyat. Mereka bertanggung jawab penuh terhadap suara rakyat, keinginan rakyat, kesejahteraan rakyat. Jadi,seharusnya tidak sembarang orang bisa mencalonkan diri menjadi anggota dewan.

Seorang calon wakil rakyat, menurut saya yang paling penting adalah takut akan Tuhan, tidak peduli dari agama manapun mereka berasal. Selama mereka takut akan Tuhan, mereka pasti akan menjalankan hidup mereka sesuai dengan ajaran agama mereka masing-masing dan tidak menyimpang. Ketika mereka bisa menunjukkan ke masyarakat bahwa mereka adalah orang yang takut akan Tuhan, wes ora perlu pergi ke dukun, pasti dipercaya kok oleh masyarakat. Karena masyarakat Indonesia ini sekarang cerdas-cerdas, mereka tahu siapa pemimpinnya. Berkualitas atau tidak. Memberi bukti bukan hanya janji.

Posted on 22.12 by Florencia

No comments

Sabtu, 08 Maret 2014

Banyak orang memiliki impian, pengharapan, cita-cita, dan anything else. Seperti aku nih, misalnya aku pengen besok jadi dosen, kuliah S2, sokor-sokor bisa kuliah sampai S3, pengen membangun keluarga, memiliki suami dan anak-anak yang mengasihi Tuhan, pengen bisa jalan-jalan ke luar negeri, pengen punya rumah, punya mobil, pengen berangkatin ortu ke Israel, pengen punya rumah sakit murah, sekolah murah, dan soooo many more impian saya.

Begitupun dengan Anda, saya terlalu yakin Andapun memiliki sebuah harapan dan impian tentang masa depan Anda. Entah seberapa banyak atau sedikitnya impian Anda, yang jelas Anda memiliki impian.

Pernah ada seseorang yang berkata kepada saya, dia berkata bahwa saya adalah satu-satunya wanita yang dia kenal yang memiliki impian yang tinggi. Saya hanya menjawabnya begini, "Wong mimpi ga bayar kok, kenapa tidak boleh bermimpi yang tinggi?" Kita boleh memiliki mimpi, bahkan saya mengenal dengan seseorang yang ingin memiliki panti jompo, karena dia ingin menjaga agar orang-orang di masa tuanya tetap mengingat Yesus sebelum mereka dipanggil pulang ke rumah Bapa. Mimpi, boleh, kan?

Anak-anak biasanya memiliki mimpi yang gila yang tidak pernah orang dewasa pikirkan. Karena mereka masih memiliki pikiran yang bersih dan tidak seperti orang dewasa yang sudah terlalu banyak mengalami kejadian pahit dalam kehidupan. Seringkali hal-hal yang terjadi di dalam kehidupan kita membuat kita melupakan mimpi yang pernah kita miliki. Karena semakin bertambah dewasanya kita, kita menganggap bahwa mimpi-mimpi yang pernah kita impikan sepertinya tidak mungkin terwujud, dan kita terkadang rasanya sudah nyaman dengan keadaan yang kita miliki sekarang meskipun itu tidak sesuai dengan keinginan kita, yang penting kita dapat hidup dan memenuhi kehidupan. 

Bekerja, punya keluarga, tua, mati. Apakah hanya sekedar itu saja tujuan hidup Anda tanpa Anda mau mewujudkan mimpi yang pernah Anda miliki sebelumnya? Apakah Anda sadar bahwa tanpa mimpi yang pernah Anda miliki dulu, Anda tidak mungkin menjadi seperti sekarang? Ataukah Anda merupakan orang yang tidak memiliki mimpi? Sehingga Anda bosan dengan apa yang Anda jalani saat ini?

Kembali renungkanlah perjalanan hidup Anda, milikilah mimpi, karena mimpi itu gratis sekalipun itu sebenarnya merupakan ide gila yang kita miliki, tetapi mimpi bisa menjadi semangat bagi hidup kita untuk terus maju dan meraih yang terbaik dalam kehidupan. (flo)

Posted on 02.37 by Florencia

1 comment

Selasa, 19 November 2013


Bapa yang sangat kuperlu..
Ini aku lagi..
Sebab Engkau tahu,
Aku tidak bisa hidup tanpaMu..
Engkau mengetahui segala sesuatu tentang aku..
Bahkan rahasiaku yang tersembunyi..
Bahkan aku tidak dapat menyembunyikan kelemahan akan kegagalanku dari padaMu..
Engkau mendengar jerit hatiku yang lemah...
dan merasakan lukaku..
Di setiap pergumulanku,
Engkau tidak pernah membiarkan aku berjuang sendiri..
Engkau  pun mengangkat tanganMu dan memberikan semangat kepadaku untuk meraih kemenangan..
Yesusku, tiada yang lain yang kuperlu sebagaimana aku memerlukanMu...

Posted on 22.44 by Florencia

No comments