Bukan karena kuat dan gagahku, tetapi karena Tuhan yang ada di dalam dirikulah yang membuatku mampu melakukan hal-hal yang tampaknya mustahil.

Berawal dari libur natal dan dengan kesibukannya di Gereja, pergantian tahun ke 2015, aku merenung, sudah 3 semester aku mengerjakan skripsi, sudah ganti tahun pula, entah kenapa selalu saja ada kendala yang terjadi. Mulai dari materi susah dimengerti, salah metode pengambilan data (query) sehingga harus mengulang pengujian dari awal yang membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mengambil data, dosen yang sibuk dan susah ditemui, rasanya aku ingin menyerah saja. Sudahlah, aku tak tahu apa yang mau kukerjakan dengan skripsiku ini.

Tapi, aku bertekad, Tuhan aku pengen pendadaran Januari lah, aku sudah lelah dengan skripsi ini. Nah, sehari sebelum dosen mulai masuk (4 Januari 2015), sekretariat Fakultas mengeluarkan pengumuman bahwa pendaftaran ujian pendadaran paling lambat tanggal 7. WHAT?????? Aku pasrahlah, orang tua sudah mengomel, kapan lulus? Orang-orang sudah bertanya kapan lulus? Kok ga lulus-lulus? Seakan-akan semua orang menatap saya dengan pertanyaan: Jane skripsine digarap ora to? (Padahal kuliah baru 4.5 tahun, yahhh yang belum lulus kan masih banyak, ini pembelaan diri sih)

Ceritanya begini:

Hari Minggu, 4 Januari 2015, 
aku menyerahkan skripsiku ke dalam tangan Tuhan, aku sudah capek berusaha dengan kemampuanku sendiri, biarlah Tuhan saja yang menuntun dan memberikan hikmat. Hari itu aku bertekad pokoknya besok mau konsultasi, nyerahin grafik dan data, karena aku masih bingung menganalisis dataku itu.

Senin, 5 Januari 2015, 
aku berangkat naik kereta 07.50 ke Jogja, aku sudah berusaha bangun pagi supaya bisa ketemu dosenku dan konsultasi. Namun di dalam perjalanan menuju ke Jogja, entah kenapa kereta ku ini berhenti lama sekali di salah satu stasiun, hampir satu jam. Alhasil, aku telat sampai Jogja, kira-kira jam 10 kurang, dan tentu saja dosenku sudah sibuk dengan kegiatannya. Aku cuma berpikir, yasudahlah kalo hari ini ga bisa ya besok, batas pendaftaran kan masih tanggal 7. 

Selasa, 6 Januari 2015
Aku bangun pagi, lalu ke kampus dan konsultasi, berikut adalah hasil konsultasiku dengan Pak Dosen
S= saya, D=dosen pembimbing
S: Pak, ini grafik dan datanya dari penelitian terakhir
D: Wes, kamu cerita aja, gimana menurutmu, gimana kesimpulan yang kamu dapat
S: (bengong) Jadi ya menurut saya begini pak, bla, bla, bla, bla, bla, bla
D: Yaudah, sini kertasmu pendaftaran tak tandatangani, gek daftar.
S: (bengong) Daftar pak? Tapi bab 4-5 saya kan belum buat?
D: Digarap sebisanya, pokoknya kamu ngumpulin syarat2 buat daftar, habis itu kita diskusikan lagi.

HAH??????DISURUH DAFTAR????OHHH MEN, aku langsung lari ke lab dan ambil kertas pendaftaran, minta tanda tangan pak dosen, langsung ke Galeria Mall cari baju putih buat foto (ujung-ujungnya ga nemu sih, malah jalan-jalan), trus ke studio foto, nyiapin semuanya, trus jemput Ian di stasiun jam 8 malem dan tentu saja semalaman mengarang indah bab 4-5.

Rabu, 7 Januari 2015 (Batas terakhir pendaftaran)
Well, sekali lagi bukan karena kuat dan gagah saya, tetapi karena Tuhan, saya bisa menyelesaikannya dalam waktu satu malam, siang hari jam 2 sebelum sekretariat tutup saya mengumpulkan semua berkas, meskipun ada beberapa syarat yang masih kurang, ternyata masih bisa disusulkan, puji Tuhan.

Akhirnya jadwal pendadaran pun keluar dan aku mendapat giliran maju tnggal 15 Januari 2015, jam 8 pagi. Oh mennn, dosen pengujinya killer (kata orang-orang sih), pengalaman dulu ketika seminar kolokium emang agak killer.

Singkat cerita, sehari sebelum hari H, papi mami, adik-adik, koko Abiya (pacar ni, eciyeee) , dan Om Henky (pendetaku GPIA Keluarga Kristus Solo) ngasih aku semangat dan mendoakan aku, akhirnya jam 9 malam, powerpointku baru selesai, malamnya aku sama sekali ga bisa tidur, meskipun sempat tertidur, ebuset mimpinya juga pendadaran.  -___-

Kamis, 15 Januari 2015, 07.00
Hujan sangat deras. Pagi-pagi aku sudah siap, sudah cantik, wangi, sempet minum kopi dan susu, berangkatlah aku ke kampus diantar koko Abiya. Sesampainya di kampus, aku menyiapkan segala sesuatu, dan katanya koko Abiya sih, mukaku keliatan tegang dan tertekan. Jam 07.55, dosen penguji yang katanya killer itu sudah datang dan masuk ke ruang ujian, tetapi hingga jam 8.10 dosen pembimbing dan dosen penguji yang lain tak kunjung datang. Jadi akhirnya aku memberanikan diri untuk masuk dan mengajak ngobrol dosenku itu. Singkat cerita kami ngobrol, beliau juga bertanya tentang skripsiku, cerita-cerita, dan akhirnya jam 8.30 semua dosen hadir dan mulailah ujian pendadaran.

Tuhan itu sangat baik, dia memberikan aku kekuatan dan kepercayaan diri yang ekstra ketika ujian, bahkan dosen yang katanya killer itupun sama sekali tidak killer menurutku. Kata beberapa teman yang ngintip ketika aku ujian, mereka berkomentar: Rency ki ora ujian pendadaran, tapi ngobrol karo ngopi.

Memang bener sih, karena yang aku rasakan di dalam ruang ujian itu aku berdiskusi dengan dosen-dosen yang lain, malah kadang pakai bercanda dan ketawa-tawa. Akhirnya dosen ketua sidang berkata: Sekian mbak Rency, saya sudah tidak ada pertanyaan, dosen yang lain juga tidak, silakan Anda menunggu di luar.

Saat itu saya melirik jam tangan saya, ternyata ujianku ga sampai 1 jam, ya sekitar 50 menitlah. Aku keluar dengan cengengas-cengenges (artinya apa ya, pokoknya raut muka bahagia, tertawa, gitulah), dan tentu saja masih disambut dengan hujan deras, sehingga ada beberapa teman yang ijin tidak bisa hadir menemani tepat waktu, jadi aku cuma disambut Tiara, Mas Yoshi dan koko Abiya. 

Hanya menunggu kira-kira 5 menit, aku sudah dipanggil masuk kembali.
Langsung saja, ketua dosen ujian berkata, "Mbak Rency, kami bertiga sudah berdiskusi, kami nyatakan Anda lulus, dengan nilai A."


Puji Tuhan, Tuhan membuat segala sesuatunya menjadi indah, dan dari sinilah aku merasakan bahwa Tuhan sangat luar biasa bekerja dalam hidupku, ketika aku mau belajar taat dengan perintah Tuhan, mengandalkan Tuhan. Apa yang tidak mungkin, Tuhan buat menjadi mungkin. Ketaatan mendatangkan berkat, ketidaktaatan mendatangkan derita (Ini kata pendeta yang khotbah di GKI Ngupasan, Minggu, 11 Januari 2015).

Well, jika Tuhan menolongku, aku percaya Tuhan pasti akan menolongmu.
Terimakasih untuk setiap dukungan doa dan semangat dari orang-orang terdekat. 
Big thanks for my Jesus Christ.
Tetap semangat untuk teman-teman yang masih mengerjakan skripsi. God bless u....:)